Rabu, 24 Agustus 2011

pandangan yang keliru

mengenai kewirausahaan selama ini banyak orangtua / siswa beranggapan bahwa keinginan yang berbeda itu menjadi sesuatu yang menghambat.
“Misalnya, kenapa ada seseorang anak yang ‘memberontak’ dan keluar dari pakem pendidikannya untuk membuat usaha sendiri, lalu dianggap orangtuanya sebagai tindakan yang salah. Padahal, mungkin saja setelah sekian lama usaha itu ternyata bisa menghasilkan sesuatu justru bisa membanggakan keluarganya sendiri,”
Selain itu, orangtua saat ini juga sering beranggapan bahwa anak-anak mereka harus menjadi pegawai. Anggapan tersebut kurang tepat. Karena, ketika hal itu diterapkan pada anak yang ingin mencoba berwirausaha, justru itu akan mengubah mental anak yang hanya memanfaatkan peluang. Padahal, seharusnya mental eksploratif dan eksperimentif harus ditanamkan pada anak.
“Namun, saya akui, memang tidak mudah mengubah hal itu karena sangat berkaitan dengan atribut sukses di mata masyarakat. Atribut sukses di sini artinya, sukses itu lulus, lalu kerja menjadi pegawai. Sementara jika tidak tumbuh menjadi besar dulu, orang yang bereksperimen itu dianggap sebagai pecundang di mata masyarakat. Nah, inilah yang harus diubah dari sekarang,” (concept)

Pengertian



Koperasi siswa adalah koperasi yang berada dalam lingkungan sekolah yang anggotanya adalah siswa dari sekolah tersebut yang dapat melakukan kegiatan ekonomi tanpa badan hukum.

Struktur organisasi koperasi siswa yaitu tersusun atas dewan penasihat dan alat perlengkapan organisasi. Dewan penasihat terdiri atas kepala sekolah, guru dan perwakilan orang tua siswa. Sedangkan alat perlengkapan organisasi terdiri dari rapat anggota, pengurus koperasi dan badan pemeriksa / pengawas.
Koperasi siswa didirikan di sekolah untuk beberapa alasan :
  1. Memberi bekal kepada siswa sekolah secara langsung dengan praktek berkoperasi dalam pemenuhan berbagai barang kebutuhan sekolah.
  2. Agar para siswa tumbuh jiwa setia kawan, saling menghargai, kesamaan derajat dan gotong royong antar sesamanya di samping menumbuhkan rasa cinta pada sekolah.
  3. Menumbuhkan serta mengasah demokrasi, kreatifitas, kemampuan, pengetahuan dan lain sebagainya.